Tidak hanya
lantang tapi mendalami kata perkatanya jauh lebih penting. Ketika kita
benar-benar pada kondisi untuk tidak memiliki apapun dan dilarang untuk membawa
apapun. Suara yang dianugerahkan Tuhan adalah jawaban terakhir. Memadukan bunyi
dengan isi hati. Terlebih untuk `dia` yang menjadi jantung hati ini. Menilik
lebih dalam mengenai chants dan doa. Agar apa yang telah menjadi ucapan adalah
cita dan impian agar menjadi kenyataan.
Dalam kisah
klasik semasa kita masih bayi atau anda melihat seorang ibu sambil menggendong
bayinya. Hal yang lain yang sering luput adalah, dengarkan ibu itu memainkan
nada dengan syair berulang-ulang. Memberikan daya magis untuk bayi yang kelak
menjadi harapannya. Tidak menghiraukan apakah ia mendengar dan memahami tapi
percayalah pasti alam sekitar akan merekam dengan baik.
Mungkin
diantara kita mengartikan doa juga berbeda-beda, kata per katanya kadang hanya
diri kita yang paham. Terkadang juga tidak beraturan, yang penting berdoa.
Apalah itu, tetapi yang bisa kita ambil adalah tujuan. Sama. Doa merupakan
pertemuan yang khusyuk antara kita dengan Tuhan yang anda yakini. Memberikan
sebentar ruang agar suasana benar-benar hening. Tujuannya agar apa yang menjadi
harapan bisa tersampaikan dengan baik dan terwujud.
Banyak yang
dapat diambil, Tribun ini memang tidak pernah mengajarkan kita untuk berdoa
dengan baik dan benar. Tetapi satu yang dapat kita renungkan yaitu Fokus! Fokus
memasuki alam pikiran masing-masing diantara kalian agar benar sadar dalam
pengucapan yang telah dikatakan. Fokus untuk mendalami jiwa kita baik
pikiran maupun suasana hati. Apakah benar ini ucapan dari jiwa paling dalam
atau hanya sekedar mengikuti orang samping anda?
Chants tidak
bisa dipandang sebelah mata. Menjadikan chants segaris dengan doa itu juga
tidak merugikan. Kadang kita terjebak dalam ego pribadi. Masih enggan untuk
berdoa karena malu dan hal lainnya. Keadaan tidak nyaman yang dibuat
seolah-olah disebabkan oleh sekeliling kita. Berdoa itu bisa dimana saja dengan
kondisi apa saja. Justru kita juga sering terjebak dengan ketidaknyamanan
karena dibuat oleh diri sendiri. Doa dilain pandangan masih terkesan tabu.
Sebab tidak ada pembuktian. Orang banyak yang percaya semua harus dibuktikan
dengan berusaha melalui tangan sendiri. Yaps, itu juga benar. Kita juga harus
bisa membuktikan dengan cara masing-masing. Melalui pikiran dan tenaga yang
ada, kita buktikan bersama-sama. Menyisihkan ego itu penting. Fokus dan
sadar adalah kunci. Menyadari bahwasanya kita adalah `pasukan pendoa` dari Curvasud
Skanesa untuk SMK Negeri 1 Mojokerto.
Sejauh mana
doa akan menjadi kenyataan? Tunggu waktunya. Semua unsur akan bergerak sesuai
porsinya. Merekam apa yang menjadi harapan sekelilingnya dan mempersiapkan
semuanya agar terwujud pada waktu yang tepat. SKANESA Champione!
Sumber : bcsxpss.com
0 komentar:
Posting Komentar